Sabtu, 03 Mei 2008

Tugas

Ass.
Buat seluruh mahasiswa matematika yang kuliha hari Sabtu, tanggal 3 Mei 2008 agar mengerjakan tugas sebagai berikut :
1. Apa saja poin penting yang diputuskan pada pertemuan KTT Perubahahan Iklim di Bali tahun 2007 ? Dan mengapa AS bersikeras tidak ingin menandatangi peta jalan Bali ?

2. Bagi Indonesia, apa manfaat hasil - hasil KTT tersebut ?

Masukan jawaban Saudara ke gufron_2@yahoo.com

Terima kasih atas perhatiannya.

Kamis, 24 April 2008

Keanekaragaman Hayati

KEANEKARAGAMAN HAYATI

I. JENIS2 KEANEKARAGAMAN

1. Keanekaragaman tingkat

Adalah adanya variasi diantara individu dalam satu jenis/species yang sama

- Penampilan jenis mahluk hidup didukung oleh variasi sifat/ ciri dimana masing-masing ciri ditentukan oleh yang berbeda.

- Jadi keanekaragaman perangkat menentukan keanekaragaman individu

- Manfaat: Keanekaragaman dalam satu jenis (plasma nutfah) digunakan dalam menciptakan jenis unggul.

Contoh: Kelapa (Cocos nucifera) mempunyai variasi bentuk pohon dan buah sehingga menjadi gading,kopyor, hijau dan hibrida.

1. Keanekaragaman tingkat jenis

Adalah kelompok mahluk hidup yang terdiri dari bermacam jenis baik dari kelompok hewan maupun tumbuhan.

2. Keanekaragaman tingkat ekosistem.

Adalah adanya variasi jenis ekosistem yang menunjukkan ciri berbeda ( mis.ekosistem hutan, dataran tinggi dll . Masing2 jenis ekosistem mempunyai perbedaan dalam faktor biotic yaitu jenis dan jumlah jenis mahluk hidup didalamnya dan juga perbedaan faktor abiotik yang menyusunnya.

Masing-masing jenis ini mempunyai fungsi ekologis yang berbeda baik dalam daur energi maupun daur materi ( fungsi konsumen, produsen dan pengurai)

Totalitas keanekaragaman dan keanekaragaman jenis serta keanekaragaman interaksi jenis dalam lingkungannya (keanekaragaman ekosistem) disebut keanekaragaman hayati.

Jadi keanekaragaman hayati menunujukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat ,tingkat jenis dan tingkat ekosistem,.

Kesimpulan: Keanekaragaman mahluk hidup menunjukkan keseluruhan penampilan yang didasari sifat kebakaan serta interaksinya dengan lingkungan.

II. MANFAAT MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. mengetahui ciri-ciri setiap jenis

2. mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis

3. mengetahui hubungan saling ketergantungan

4. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia

Semakin beranekaragam jenis mahluk hidup di suatu daerah, semakin stabil tatanan kehidupan di daerah tersebut.

III.CARA MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN

Prinsip mencari keseragaman dalam perbedaan dan mencari perbedaan dalam keseragaman. Jadi dasar klasifikasi adalah kesamaan dan perbedaan.

IV.PERANAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati mempengaruhi produktivitas dan jasa yang diberikan oleh suatu ekosistem. Perubahan keanekaragaman spesies dalam ekosistem (mis.adanya kepunahan atau ada spesies baru) akan mempengaruhi kemampuan ekosistem untuk menyerap polusi, memelihara kesuburan tanah, iklim mikro, membersihkan air dsb, yang menyebabkan banyak hal berubah.

Keanekaragaman etis yang ditemukan pada tiap spesies tanaman pangan juga mempunyai nilai yang sangat besar. Keanekaragaman etic mempunyai fungsi sebagai perisai dalam perang evolusi yang tiada hentinya antara tanaman pangan dan ternak dalam melawan hama yang menyerang mereka.Pada system yang sudah mapan beberapa varietas tanaman ditanam secara bersamaan untuk menghindari kegagalan panen.

Para peternak dan petani juga memanfaatkan keanekaragaman etic pada tanaman maupun ternak sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas dan menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi.Kemungkinan yang diberikan oleh teknologi rekayasa etic akan memperbesar peluang bagi keanekargaman etic dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Contoh:

· Sejenis tomat liar di Galapagos (tumbuh di air asin , tangkai buah tidak ada sambungannya) Sifat ini berhasil ditempelkan pada tomat budidaya untuk memudahkan panen menggunakan mesin.

· Suatu “ pelindung”pada varietas padi liar di India, berhasil melindungi varietas padi yang berproduksi tinggi di Asia selatan dan tenggara terhadap “wereng coklat”

Nilai keanekaragaman hayati yang terbesar adalah adanya kesempatan pada manusia untuk beradaptasi dengan perubahan yang bersifat global dan lokal. Keanekaragaman etic memberikan kemungkinan kepada petani untuk menciptakan tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim yang baru.

Karena keanekaragaman hayati berhubungan erat dengan kebutuhan manusia, maka pelestariannya harus dipertimbangkan sebagai salah satu dasar keamanan nasional. Dimensi ekologis keamanna nasional ini tidak dapat diabaikan misalnya pada saat Negara saling memperebutkan air tawar.

Contoh:

Terjadinya peledakan populasi hama wereng memusnahkan padi hasil persilangan plasma nutfah () satu dengan lain. Hasil persilangan manusia ini tidak tahan menghadapi serangan wereng yang sudah kebal pestisida.Untuk mengatasi hal tsb dibutuhkan yang kuat dan hanya berasal dari alam bebas. Apa yang terjadi apabila alam bebas itu sudah musnah!

V. FAKTOR PENYEBAB BERKURANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI

Punahnya keanekaragaman hayati diakibatkan mekasnismanya meliputi:

- hilangnya dan terkotak-kotaknya habitat

- invasi jenis baru

- pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan

- polusi

- perubahan iklim global

- industri pertanian dan kehutanan

Perubahan iklim global

Pemanasan global dalpat merusak organisme hidup . Meningkatnya gas rumah kaca yang diakibatka pemanasan global ini akan menaikkan suhu planet 1-3 C setiap abad dan kenaikan permukan laut 1-2 meter.Mahluk hidup mempunyai daya toleransi yang berbeda-beda dalam menghadapi perubahan ini. Di AS perubahan selama 1 abad terhadap pemanasan global beresiko 80 jenis hewan/tumbuhan akan punah.

Invasi jenis baru

Dalam suatu ekosistem yang terisolasi misalnya pulau, pemangsa, peaing baru akan cepat membahayakan species asli yang tidak dapat beradaptasi dengan pendatang baru. A

Contoh : di hawai 86 jenis tanaman pendatang telah secara serius mengancam keanekaragaman hayati asli, sauatu jenis pohon ini telah mendesak sebih dari 30 rb ekar(0.46 ha) hutan asli.

Industri pertanian

Sistem pertanian tradisional tidak mengikis keanekaragaman sumber daya( tuntutan pasar tidak banyak, kombinasi bercocok tanam, pengumpulan hasil hutan sekedar menyambung hidup, ) mekanisme tsb berjalan seimbang. Tidak ada satu kelompokpun yang merendahkan arti keanekaragaman hayati secara keseluruhan, bahkan beberapa kelompok memperkayanya.

Yang terjadi sekarang adalah tuntutan pasar ekonomi global telah meningkatkan keseragaman dan saling ketergantungan, sehingga saat ini species tanaman yang jumlahnya relative sedikit dan yang laku akan diperdagangkan di pasar dunia.

Bersamaan dengan berkurangnya jenis tanaman pertanian, bakteri pengikat nitro, penyerbuk, penyebar benih dan jenis lain yang berevolusi selama berabad2 dalam system pertanian tradisionalpun ikut musnah.Penggunan pupuk,pestisida dan varietas yang menguntungkan untuk jangka pendek ikut memperburuk keadaan.Begitu pula terjadi pada produksi kehutanan dan perikanan.

Dalam bidang pertanian keanekaragaman etic berperan menjaga kestabilan dan meningkatkan produktivitas. Secara teknik berupa upaya perlindungan daerah serapan air, pemelilharaan kesuburan lapisan tanah, kesediaan menerima strategi pengontrolan pendalian hama terpadu bahkan sistem pertanian kini yang berkonsep kembali ke sistem produksi dengan masukan energi yang rendah.Keanekaragaman etik dalam tanaman pangan berperan sebagai: perisai dalam perang evolusi yang tiada henti melawan hama yang menyerang mereka.

GLOBAL BIODIVERSITY STRATEGY

Semula kerusakan lingkungan dianggap sebagai resiko biaya yang perlu dibayar bagi pencapaian pendapatan/tujuan, karena itu tidak perlu dirisaukan. Kini kerusakan lingkungan mulai dirasakan sebagai ancaman dasar hidup manusia sehingga mengancam kelangsungan hidupnya.

Dasar kehidupan manusia bertumpu pada ekosistem yang beranekaragam, yang merupakan system kehidupan yang menopang komponen2 lingkungan yang saling berinteraksi antara , species, ekosistem dan lingkungan fisik.Ragam , spesies dan ekosistem ini mempengaruhi kekuatan daya dukung lingkungan. Semakin kuat daya dukung lingkungan, semakin stabil lingkungan hidup ini mendukung perikehidupan manusia.

Daerah sekitar katulistiwa seperti Brazil(Amerika), Indonesia(Asia) dan Zaire (Afrika) memiliki keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Untuk jenis kupu2 dan mamalia Indonesia adalah pusat berkumpulnya spesies ini didunia. Inilah sebabnya pola pembangunan kita tidak bisa meniru mentah-mentah pola eropa ,Amerika atau Negara lain.

Dari kekayaan alam ini diharapkan Indonesia memiliki produk yang memiliki potensi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.

SEPULUH PRINSIP PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

  1. Setiap bentuk kehidupan adalah unik dan memerlukan penghargaan dari manusia
  2. Pelestarian keanekaragaman hayati adalah investasi yang mengsilkan keuntungan penting baik secara likan maupun global
  3. Biaya dan keuntungan pelestarian keanekaragaman hayati harus dibagi secara lebih adil kepada bangsa dan penduduk di dalamnya
  4. Pelestaian keanekaragaman hayati menuntut perubahan mendasar dalam pola dan praktek pembangunan ekonomi di seluruh dunia
  5. Pembaruan kebijakan dan lembaga diperlukan untuk menciptakan kondisi yang dapat mengefektifkan pendanaan yang makin meningkat.
  6. Fokus peletarian keanekaragaman hayati tidak boleh terbatas hanya pada beberapa ekosistem dan negara yang kaya akan spesies saja.
  7. Pelestarian Keanekaragaman hayati hanya dapat dilakukan jika ada kesadaran dan perhatian masyarakat dan jika informasi yang baik bisa melandasi pilihan2 para pengambil kebijakan
  8. Fokus kegiatan haruslah di tempat dimana orang2 hidup dan bekerja dan di daerah liar yang dilindungi
  9. Keanekaragaman budaya sangat erat kaitannya dengan keanekaragaman hayati.
  10. Meningkatkatnya partisipasi masyarakat, penghargaan terhadap HAM, semakin baiknya tingkat pendidikan dan informasi dalam masyarakat serta makin besarnya tanggung jawab lembaga merupakan unsur2 hakiki dari pelestarian keanekaragaman hayati.

MELESTARIKAN SPESIES, POPULASI DAN KEANEKARAGAMAN ETIK

”Mekanisme yang paling efektif dan efisien dalam melestarikan keanekaragaman hayati adalah: dengan mencegah destruksi dan degradasi habitat”. Berbagai spesies menghadapi ancaman dari eksploitasi yang berlebihan terutama ”spesies unggulan” yang mempunyai peran penting, spesies tertentu yang digunakan peranannya dalam ekonomi lokal dsb.

  1. Memperkuat kapasitas pelestarian spesies, populasi dan pada habitat alami

Bila penyelamatan spesies atau populasi tertentu sudah dianggap kiritis, perlu dibentuk daerah pelestarian khusus (seperti cagar alam , suaka margasatwa dsb).

Tindakan yang dapat dilakukan:

  1. Mengintegrasikan pelestarian sumberdaya hayati ke dalam manajemen regional dan tinjauan daerah yang dilindungi
  2. Menggunakan spesies yang paling penting untuk mempertinggi dukungan bagi pelestarian
  3. Memperbaiki dan memperluas mekanisme hukum untuk melingungi spesies

  1. Memperkuat kapasitas sarana pelestarian ex situ untuk melestarikan keanekaragaman hayati, mendidik masyarakat dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan

Tindakan yang dapat dilakukan:

  1. Memperkuat pelasarian sumberdaya etik ternak dan tanaman seta mengimplementasikan inisiatif global untuk keamanan dan penggunaan yang berkelenjutan
  2. Menbangkan koliksi kultur mikroorganisme dunia sebagai suatu jaringan ex situ
  3. Mengisi kesenjangan besar dalam melindungi sumberdaya etik
  4. Mengembangkan kebun raya sebagai suatu jaringan ex situ untuk pelestarian tanaman liar
  5. Memperkuat peranan kebun binatang

MEMBANGUN LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT YANG BERKELANJUTAN

Krisis moral: Krisis lingkungan yang kita alami sekarang ini sebernarnya adalah masalah moral yang bersumber dari kesalahan fundamental-fiosofis dalam pemahaman atau cara pandang manusia tentang dirinya dengan alam, manusia keliru menempatkan dirinya dalam konteks alam semesta seluruhnya. Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika:

Antroposentrisme: yang memandang manusia sebagai pusat dari alam semesta, hanya manusia yang mempunyai nilai sedangkan alam semesta dengan segala isinya hanya sekedar pemuas kepentingan dan kebutuhan manusia. Manusia berada diluar dan sebagai penguasa alam. Cara pandang inilah yang menimbulkan perilaku eksploitatif. Etika ini didasari prinsip bahwa manusia adalah mahluk sosial,dimana eksistensi dirinya ditentukan oleh komunitas sosialnya dan tidak dibentuk oleh alam sebagaimana mahluk ekologis. Oleh sebab itu etika hanya berlaku bagi komunitas sosial manusia, dan sebagai akibatnya norma dan nilai moral hanya diberlakukan bagi manusia saja. Bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan alam sebagai objek dan manusia sebagai subjek.

Diperlukan komitmen bersama berupa sebuah gerakan ekosentrisme yang menjadikan manusia bagian dari alam semesta yang saling berinteraksi dan memandang alam sebagai bagian yang bernilai bagi dirinya sehingga patut diperlakukan secara bermoral dan harus dijaga dan dilindungi. Analoginya adalah bumi sebagai rumah tangga yang nyaman bagi semua kehidupan didalamnya.

Strategi baru yang menjanjikan perbaikan mutu hidup manusia dalam arti sesungguhnya sekaligus melestarikan daya hidup dan keragaman bumi. Yang dijadikan tujuan adalah pembangunan yang memenuhi syarat-syarat ini tetapi secara berkelanjutan. Untuk saat ini, mungkin tampak seperti khayalan tetapi bukannya tidak dapat dicapai.Untuk saat ini makin banyak orang yang sadar bahwa tampaknya inilah pilihan kita satu-satunya yang masuk akal.

Kebanyakan pembangunan belakangan ini gagal karena hanya mampu memenuhi sebagian saja dari kebutuhan manusia dan sering justru merusak atau menurunkan mutu sumber dayanya.kita membbutuhkan pembangunan yang selain berpusat pada manusia, yaitu tetap mempertahankan keragaman serta produktivitas alam. Kita harus berhenti berbicara bahwa pelestarian dan pembangunan merupakan dua hal yang bertentangan, tetapi sebaliknya menyadari bahwa keduanya merupakan bagian-bagian penting dalam sebuah proses yang tak terpisahkan.

Kita membutuhkan strategi membangun masyarakat yang berkelanjutan karena:

§ Kebanyakan masalah penting yang kita hadapi saling berkaitan sekali dan karena itu tindakan-tindakan kita harus saling menunjang dan berkiblat ke sasaran yang sama.

§ Perubahan-perubahan yang harus dijalani dalam gaya hidup dan cara membangun harus bersifat mendasar dan menjangkau jauh ke depan: perubahan-perubahan itu akan menuntut tekad yang besar dan semangat berkorban. Yujuan akan menjadi lebih mudah bila kita dapat bekerjasama

§ Tidak ada orang atau kelompok orang yang bisa berhasi dengan berjuang sendirian

Sebuah strategi akan dijadikan panduan yang tidak boleh diterapkan secara membabi buta karena masyarakat manusia sangat berbeda dalam budaya, sejarah, agama, politik, kelembagaan dan tradisi.Oleh karena itu jalam yang ditempuh untuk menciptakan masyarakat berelanjutan akan beragam pula.

Prinsip-prinsip menuju masyarakat yang berkelanjutan

Hidup yang berkelanjutan tergantung pada penghayatan kewajiban untuk mencari keselarasan dengan orang lain dan dengan alam. Aturan yang menjadi panduan dalam hal ini adalah bahwa orang harus berbagi dengan orang lain dan bersama-sama memelihara bumi. Umat manusia tidak boleh mengambil lebih banyak dari kemampuan pengadaan sumberdaya alam yang dimiliki oleh alam. Ini pada gilirannya mengandung arti bahwa manusia harus mengambil gaya hidup dan metode pembangunan yang menghormati dan berkiprah dalam batas-batas alam. Ini dapat dilakukan tanpa harus menolah berbagai manfaat yang telah diberikan oleh teknologi modern, asalkan teknologi itu juga bekerja dalam batas-batas yang sama dan bukan pula berarti berbalik ke masa lampau. Prinsip-prinsip menuju masyarakat berkelanjutan adalah:

a. Menghormati dan memelihara komunitas kehidupan

Prinsip ini mencerminkan kewajiban untuk peduli kepada orang lain dan kepada bentuk-bentuk kehidupan yang lain, sekarang dan di masa mendatang. Ini sebuah prinsip etika dan mengandung arti bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan kelompok lain atau erasi kemudian. Kita harus membagi dengan adil baik manfaat maupun biaya sumberdaya yang digunakan serta biaya pelestarian lingkungan diantara maskelompok-kelompok masyarakat yang kaya dan yang miskin, serta diantara erasi kita dan erasi yang akan datang.

Seluruh kehidupan di bumi ini adalah bagian dari sebuah system besar yang saling saling mempengaruhi bergantung pada komponen-komponen hidup dan tak hidup dalam planet bumi yaitu hewan, tumbuhan, mikroba, batuan, tanah, air dan udara. Gangguan terhadap satu saja terhadap anggota biosfer ini dapat berpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan. Sebagaimana masyarakat manusia yang saling bergantung satu sama lain dan kehidupan erasi mendatang yang dipengaruhi oleh perilaku erasi sekarang.

b. Memperbaiki kualitas hidup manusia

Tujuan pembangunan yang sesungguhnya adalah memperbaiki mutu hidup manusia, mencakup kesehatan, pendidikan, ketersediaan sumberdaya alam untuk memenuhi standard hidup yang layak,penghargaan terhadap hak asasi. Ini sebuah proses yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka. Pertumbuhan ekonomi merupakan komponen yang penting dalam pembangunan, tetapi ini tidak boleh dijadikan sasaran tersendiri dan dibiarkan berkembang tanpa batas.

c. Melestarikan daya hidup dan keragaman bumi

Pembangunan yang berpihak pada pelestarian perlu disertai kehati-hatian dalam rangka melindungi struktur, fungsi, sera keragaman system-sistem alami. Prinsip ini menuntut kita untuk:

· Melestarikan system-sistem penunjang kehidupan, yaitu proses- proses ekologi yang menjaga agar planet ini dapat mendukung keberlangsungan kehidupan di dalamnya. Sistem-sistem ini mengatur iklim, membersihkan udara, membersihkan air, mereerasi tanah dan memungkinkan ekosistem memperbarui diri.

· Melestarikan keanekaragaman hayati, yang meliputi semua spesies tumbuhan, hewan dan organisme lain, juga keragaman etic serta keragaman ekosistem

· Menjamin agar penggunaan sumber-sumber daya yang dapat diperbarui berkelanjutan. Mencakup tanah, organism liar dan peliharaan, hutan, sawah, laut dan ekosisem air tawar. Penggunaan atau pemakaian disebut berkelanjutan bila sumberdaya yang menjadi objek masih mampu memperbarui diri.

d. Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tak terbarukan.

Misalnya minyak, mineral, gas dan batubara digolongkan sebagai sumber-sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui.Kendatipun demikian, “umur” mereka dapat diperpenjang, misalnua dengan daru ulang, denganpenghematan sumber daya atau bahan baku untuk pembuatan suatu produk, atau beralih kesumberdaya pengganti yang dapat diperbaharui. Penerapan praktek-praktek ini secara luas penting sekali bila bumi terpaksa harus menampung beberapa milyar orang lagi di masa mendatang dan memberikan kehidupan yang layak bagi semua orang.

e. Berusaha tidak melampapaui kepasitas daya dukung bumi

Sampai batas/tingkat tertentu ekosistem bumi dan biosfer secara keseluruhan masih mampu bertahan terhadap gangguan atau beban tanpa mengalami kerusakan yang membahayakan. Batas-batas ini bervariasi antara daerah yang satu dengan yang lain dan tingkat gangguan bergantung pada berapa banyak orang di sana, sera berapa banyak makanan, air, energy, dan bahan baku yang digunakan oleh tiap orang , juga limbah yang dihasilkan. Sejumlah kecil orang yang menghabiskan banyak sumber alam dapat menimbulkan kerusakan yang sama besar dengan sejumlah besar orang yang menghabiskan sedikit sumber daya alam . Kebijakan yang mengatur jumlah penduduk dan gaya hidup agar seimbang dengan kapasitas alam, harus dikembangkan sejalan dengan teknologi yang digunakannya.

f. Mengubah sikap dan gaya hidup orang per orang

Untuk menerapkan etika untuk menuju hidup yang berkelanjutan, orang harus mengkaji ulang tata nilai mereka dan mengubah sikap hidup mereka. Masyarakat harus diperkenalkan nilai-nilai yang mendukung etika baru ini dan meninggalkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan falsafah hidup berkelanjutan. Informasi harus disebarluskan baik melalui system pendidikan formal maupun tidak formal sehingga semua kebijakan dan tindakan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakan dunia dapat dijelaskan dan difahami.

g. Mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri

Kegiatan orang atau kelompok yang kreatif dan produktif apalagi yang disegani sangat diperlukan untuk mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan kehidupan berkelanjutan

h. Menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan dan pelestarian

Masyarakat memerlukan landasan informasi dan pengetahuan, kerangka kerja hukum dan kelembagaan serta kebijakan social dan ekonomi yang konsisten agar bisa maju secara nasional. Sebuah program nasional yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan dengan demikian harus melibatkan beberapa kepentingan dan mencegah perbenturan antar kepentingan-kepentingan itu

i. Menciptakan kerjasama global

Dewasa ini tidak ada Negara yang dapat mencukupi kebutuhan sendiri. Jika kita ingin mencapai keberlanjutan yang global, kerja sama yang kuat harus terjalin diantara semua Negara. Tingkat pembangunan di dunia ini tidak sama, dan Negara-negara berpengalaman rendah harus dibantu agar juga membangun secara berkelanjutan dan melindungi lingkungan mereka. Sumber-sumber daya yang bersifat global dan dipakai bersama terutama atmosfer, lautan dan sebagian ekosistem, hanya dapat dikelolan berdasarkan kepentingan dan kesepakatan bersama. Etika kepedulian dapat diterapkan baik secara internasional, nasional, maupun individu. Semua Negara akan mendapatkan keuntungan bersama dari dunia yang berkelanjutan, namun sebaliknya sama-sama terancam nila gagal mencapainya.

Kamis, 17 April 2008

Acara Seru di Green Festival





Buat semua mahasiswa yang mengikuti kuliah PLH mulai besok harap mengunjungi Green Festival 2008. Pasalnya, Green Festival yang digelar dari tanggal 18 - 20 April 2008 sarat dengan pesan pelestarian lingkungan hidup. Selain pengalaman menyenangkan di tiga zona yang ada (baca juga Selamat Datang di Green Festival 2008 ), aksi panggung di Green Festival akan berlangsung seharian penuh, dari pagi hingga malam. Dan, semuanya dapat Anda nikmati secara gratis.

Acara-acara di festival tiga hari ini dikemas secara simultan dan lengkap (full-entertainment). Dari panggung utama, para pengunjung dapat menikmati beragam jenis acara, mulai dari pentas musik dan seni, aneka permainan berhadiah, pemutaran film hingga talkshow dengan tema-tema yang menarik.

Beberapa artis terkenal seperti Letto, Nugie, Marcell, White Soes & Couples Company, Maliq & d’Essential dan Oppie akan tampil di panggung utama. Tak ketinggalan artis Ulli Sigar Rusady yang konsisten mengkampanyekan lingkungan hidup lewat lagu-lagunya. Selain menampilkan artis-artis terkenal, pentas musik juga diisi oleh kelompok musik dari beberapa sekolah.

Untuk anak-anak, ada tokoh kartun Muppets Jalan Sesama yang akan tampil setiap hari dan pertunjukan anak-anak lainnya seperti pentas tari dan operet dari Anak Lazuari GIS.

Selain itu, di sini juga akan digelar acara fashion show, funbike dan demonstrasi pengelolaan lingkungan hidup yang dapat dipraktekkan langsung di lingkungan sekitar. Juga ada acara Tanam Pohon Senayan bersama ibu Tati Fauzi Bowo.

Jalan Masuk

Acara Green Festival 2008 sendiri akan mengambil tempat di Parkir Timur Senayan. Dari layout gambar yang dirilis panitia, pintu masuk Greenfest berada di sisi utara Parkir Timur Senayan, sedangkan panggung utama berada di ujung selatannya (membelakangi jalan raya Sudirman).

Untuk mempermudah akses masuk ke Green Festival, Anda disarankan masuk ke komplek Senayan melalui Century Atlit (Jl Pintu 1) atau TVRI (Jl Gerbang Pemuda) untuk selanjutnya langsung menuju Parkir Timur Senayan.


ACARA GREEN FESTIVAL 2008

Pentas Musik
- Taiko Jepang (alat tabuh): Jumat 16.10
- Choir Kid Purwacaraka: Jumat 16.25
- Capoeira: Jumat 19.05
- Nugie: Jumat 20.10
- Letto: Jumat 20.45
- SD Citra Indonesia: Sabtu 10.30
- Dwiki & The Next Gen: Sabtu 13.25
- SD & SMA Harapan Bangsa: Sabtu 14.25
- Nabila & Smart: Sabtu 15.45
- Ulli Sigar Rusady & Super Bintang: Sabtu 19.05
- Maliq & d'Essentials: Sabtu 19.25
- Marcell: Sabtu 20.15
- Ta ta loe: Minggu 10.30 & 17.00
- Bina Vokalia: Minggu 11.55
- Saung Udjo (angklung): Minggu 12.05
- White Soes & Couples Company: Minggu 12.25
- Jubing: Minggu 14.45
- Opie: Minggu 16.00

Pentas Seni & Hiburan
- Muppets Jalan Sesama: Jumat 16.40 & 17.25
- SD Bina Gita Gemilang (tari saman): Jumat 16.50
- Fashion Show: Jumat 19.20
- Sanggar Bona: Sabtu 10.10
- Muppets Jalan Sesama: Sabtu 10.20 & 15.05
- Fashion Show: Sabtu 19.20
- Muppets Jalan Sesama: Minggu 11.05
- Performance LIPI: Minggu 13.50
- Operet Anak Lazuari GIS: Minggu 15.25
- Fashion Show: Minggu 16.40

Pemutaran Film
- Video Global Warming: Jumat 16.40
- Pemutaran Film Earth (WWF): Jumat 17.35
- Pemutaran Film: Sabtu 12.00
- Pemutaran Film: Sabtu 17.00
- Pemutaran Film: Minggu 13.20

Talkshow & Demo Lingkungan
- Talkshow Hemat Listrik & Transportasi: Sabtu 11.15
- Demontrasi Kompos: Sabtu 14.05
- Talkshow & Demo Sampah - Biopori: Sabtu 15.10
- Talkshow Menanam di Lahan Sempit: Minggu 11.20
- Talkshow Smart Driving: Minggu 14.10

Funbike: Minggu 06.00

Tanam Pohon Senayan: Minggu 07.00

Jumat, 14 Maret 2008

Perkenalan dan Tugas

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam jumpa buat semua mahasiswa uhamka yang mengambil mata kuliah PLH, khususnya prodi matematika yang mangambil kuliah di hari Sabtu. Untuk sabtu tanggal 15 Maret 2008, Saya, Gufron AMirullah, M.Pd tidak dapat hadir. Sebagai pengganti kehadiran saya, bacalah blog ini baik-baik. Selanjutnya jawablah pertanyaan sebagai berikut :
1. Mengapa mahasiswa matematika perlu mendapatkan mata kuliah PLH ?
2. Menurut Saudara, isu-isu lingkungan apa yang paling penting dipelajari pada mata kuliah PLH ini ?
3. Tuliskan keinginan dan harapan Saudara terhadapa mata kuliah ini ?
4. Apakh saudara setuju tentang keberadaan blog ini ?
5. Berilah saran dan masukan untuk blog www.plhuhamka.blogspot.com !

Terima kasih atas perhatian Saudara.

Dosen Pengampu,



Gufron Amirullah, M.Pd

Senin, 10 Maret 2008

PEMBELAJARAN lINGKUNGAN HIDUP

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
MELALUI PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA


A. Latar Belakang

Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan kebutuhan pokok bagi semua warga masyarakat jika kita ingin tetap melestarikan kesejahteraan umat manusia. Tanpa kesadaran dan kepedulian terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan niscaya kehidupan kita pada waktu mendatang akan menjadi semakin sulit. Masalah kelangkaan air bersih, makin minimnya ketersediaan energi, tanah longsor, banjir, polusi udara yang mengancam kesehatan manusia,dsb. Masalah-masalah tersebut, diakui atau tidak sangat terkait dengan kegagalan pengelolaan lingkungan hidup di masyarakat kita. Untuk mengantisipasi semakin parahnya persoalan dan dampak akibat pengelolaan lingkungan hidup yang kurang baik maka perlu adanya gerakan kesadaran dan kepedulian terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan hidup. Melalui kesadaran dan kepedulian ini diharapkan akan terjadi perubahan perilaku masyarakat menuju masyarakat yang sadar dan peduli terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan hidup.

Perubahan perilaku masyarakat menuju masyarakat yang sadar dan peduli terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan perlu dilakukan melalui contoh nyata dari tokoh-tokoh panutan dan melalui pendidikan. Proses pendidikan lingkungan hidup perlu diberikan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun informal, dan non formal. Dalam proses pendidikan, pemberian pengetahuan merupakan bagian awal dari pembentukan sikap dan perubahan perilaku agar peserta didik lebih peduli terhadap lingkungan yang ditandai dengan adanya: (a). Sikap positif terhadap kegiatan yang mendukung terwujudnya lingkungan yang lebih bersih, asri, nyaman melalui upaya minimisasi limbah, pemanfaatan dan daur ulang limbah;(b). Pemanfaatan sumber daya alam secara hemat, berdaya guna dan berkelanjutan maupun pengehematan energi; dan (c) kegiatan kebersihan lingkungan hidup, sehat lahir dan batin, dan keharmonisan di masyarakat.

Salah satu jalur Pendidikan Lingkungan Hidup adalah melalui pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diselenggarkan di sekolah. Salah satu komponen utama dalam upaya pengembangan kemampuan, ketrampilan dan meningkatkan hasil belajar peserta didik (siswa) adalah guru. Guru mempunyai peran startegis dalam membangun perilaku siswa, baik dalam hal pengetahuan, sikap, dan tindakan ketrampilan siswa. Perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilakukan terutama melalui contoh-contoh, panutan, kegiatan nyata yang dapat dicoba, dialami, dan diusahakan oleh siswa yang akan bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri maupun juga bagi lingkungannya.

Guru memiliki kesempatan yang luas dan peran yang penting dalam pembentukan perilaku peduli terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan ini. Hal ini mengingat, pada saat ini kuantitas dan kualitas interaksi guru dan siswanya menjadi semakin intens. Secara kuantitatif, jumlah jam interaksi guru dan siswa makin banyak, tidak hanya dalam jam pelajaran intrakurikuler tetapi juga dalam jam ekstrakurikuler.Secara kualitas, mengingat semakin berkurangnya interaksi siswa dengan keluarganya, karena orangtua semakin sibuk dan semakin berkurang kesempatan berinteraksi dengan anak-anaknya, maka anak-anak (siswa) semakin membutuhkan peran guru sebagai pendamping dalam meniti kehidupan rnereka. Kondidsi inilah yang dapat menyebabkan guru memiliki peran strategis dalam mempengaruhi kehidupan para siswanya, termasuk di dalamnya pengaruh dalam pembentukan perilaku sadar dan peduli lingkungan. Beberapa persyaratan penting bagi guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam proses Pendidikan Lingkungan Hidup adalah: (a). Menguasai materi yang mendukung Pendidikan Lingkungan Hidup; (b). Mampu membuat Satuan Acuan Pembelajaran (SAP) sebagai wujud integrasi materi Pendidikan Lingkungan Hidup yang berpusat pada siswa (Student Centerd Learning); (c). Memahami dan dapat menerapkan metode/cara pembelajaran yang dapat mendorong perubahan perilaku sadar dan peduli lingkungan secara menarik, berhasil guna, dan sesuai materi maupun karakteristik sasaran, dan (d) Memahami dan mampu menerapkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam proses Pendidikan Lingkungan Hidup, sehingga siswa dapat membangun sendiri dan memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku sadar dan peduli terhadap lingkungan.

B. Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centered Learning)

Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered} menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi urtuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.

Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (Student centerd learning) memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya adalah: (a). Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara: curah gagasan (brainstorm!ng), diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminar; (b). Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara: simulasi, bermain peran froleplay), permainan (game), dan kelompok temu ; (c). Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving Based) dengan cara: Studi kasus, tutorial, dan lokakarya.

Metode pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning) kini dianggap lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa kini yang menjadi tantangan bagi siswa untuk mampu mengambil keputusan secara efektif terhadap problematika yang dihadapinya. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisis dan dapat memeca.hkan masalah-masalahnya sendiri. Tantangan bagi guru sebagai pendamping pembelajaran siswa, untuk dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu memahami tentang konsep, pola pikir, filosofi, komitmen metode, dan strategi pembelajaran. Untuk menunjang kompetensi guru dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Peran guru dalam pembelajar berpusat pada siswa bergeser dari semula menjadi pengajar (teacher) menjadi fasilitator. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi. Dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.

Persiapan menjadi fasilitator memerlukan upaya khusus yang berkesinambungan. Selain bekal pengetahuan, juga diperlukan latihan-latihan yang terus menerus agar supaya pengetahuan itu menjadi ketrampilan. Ibarat orang membuat kue, tidak cukup hanya dengan mengumpulkan bahan-bahan dan membaca resep, tetapi juga harus meramu sesuai resepnya, kemudian memasaknya. Bahkan kadang-kadang diperlukan cara yang berbeda, dan penambahan bahan-bahan dengan prosedur yang tepat sehingga dihasilkan kue yang lezat. Demikian pula menjadi fasilitator, selain persiapan pengetahuan, latihan-latihan, juga perlu pengalaman. Melalui pengalaman dan praktek menjadi fasilitator maka akan diperoleh tambahan bekal yang semakin banyak sehingga kita akan dapat menemukan sendiri cara yang tepat, efektif, dan efisien ddlam memfasilitasi proses pembelajaran siswa.

C. Prinsip-prinsip Psikologis Pembelajaran Berpusat Pada Siswa

Bekal bagi para guru untuk dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator salah satunya adalah memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada lima (5) faktor yang penting diperhatikan dalam prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu: (a) Faktor Metakognitif dan kognitif yang menggambarkan bagaimana siswa berpikir dan mengingat, serta penggambaran faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman;(b) Faktor Afektif yang menggambarakan bagaimana keyakinan, emosi, dan motivasi mempengaruhi cara seseorang menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak orang belajar, dan usaha yang mereka lakukan untuk mengikuti pembelajaran.Kondisi emosi seseorang, keyakinannya tentang kompetensi pribadinya, harapannya terhadap kesuksesan, minat pribadi, dan tujuan belajar, semua itu mempengaruhi bagaimana motivasi siswa untuk belajar; (c) Faktor Perkembangan yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh faktor genetik yang unik dan faktor lingkungan; (d) Faktor Pribadi dan sosial yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara-cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bahwa dalam interaksi sosial, orang akan saling belajar dan dapat saling menolong melalui saling berbagi perspektif individual; (e). Faktor Perbedaan Individual yang menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapasitas masing-masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip ini membantu menjelaskan mengapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, waktu yang berbeda, dan dengan cara-cara yang berbeda pula. Berikut akan diuraikan penjabaran masing-masing faktor.

a. Faktor Metakognitif dan Kognitif

Prinsip 1: Dasar proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses alamiah untuk mencapai tujuan yang bermakna secara pribadi, bersifat aktif, dan melalui mediasi secara internal, merupakan proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi dan pengalaman yang disaring melalui persepsi unik, pemikiran, dan perasaan peserta didik (siswa).

Prinsip 2: Tujuan proses pembelajaran. Siswa mencari untuk menciptakan makna, representasi pengetahuan melalui kuantitas dan kualitas data yang tersedia.

Prinsip 3: Pembentukan pengetahuan. Siswa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki melalui cara-cara yang unik dan penuh makna.

Prinsip 4: Pemikiran tingkat tinggi. Startegi tingkat tinggi untuk " Berikir tentang berpikir"- untuk memantau dan memonitor proses mental, memfasilitasi kreativitas dan berpikir kritis.

b. Faktor Afektif

Prinsip 5: Pengaruh motivasi dalam pembelajaran. Kedaiaman dan keluasan informasi diproses, serta apa dan seberapa banyak hal itu dipelajari dan diingat dipengaruhi oleh:(a).kesadaran diri dan keyakinan kontrol diri, kompetensi, dan kemampuan, (b).kejelasan nilai-nilai personal, minat, dan tujuan, (c) harapan pribadi terhadap kesuksesan dan kegagalan, (d). Afeksi, emosi, dan kondisi pikiran secara umum, dan (e) tingkat motivasi untuk belajar.

Prinsip 6: Motivasi intrinsik untuk belajar. Individu pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan menikmati pembelajaran, tetapi pemikiran dan emosi negatif (misalnya perasaan tidak aman, takut gagal, malu, ketakutan mendapat hukuman, atau pelabelan/stigmatisasi) dapat mengancam antusiasme mereka.

Prinsip 7: Karakteristik tugas-tugas pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi. Rasa ingin tahu, kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi dapat distimuiasi melalui tugas-tugas yang relevan, otentik yang memiliki tingkat kesulitan dan kebaruan bagi masing-masing siswa.

c. Faktor Perkembangan

Prinsip 8: Kendala dan peluang perkembangan. Kemajuan individual dipengaruhi perkembangan fase-fase fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang merupakan fungsi genetis yang unik serta pengaruh faktor lingkungan.

d. Faktor Personal dan Sosial

Prinsip 9: Keberagaman sosial dan budaya. Pembelajaran difasilitasi oleh interaksi sosial dan komunikasi dengan crang lain melalui seting yang fieksibel, keberagaman ( usia, budaya, latar belakang keluarga, dsb) dan instruksional yang adaptif.

satu dengan yang lain sehingga mereka dapat saling mengetahui potensi, menghargai bakat-bakat unik dengan tulus, dan mereka saling dapat menerima sebagai individu.

e. Faktor Perbedaan Individu

Prinsip 11: Perbedaan individual dalam pembelajaran. Meskipun prinsisp-prinsip dasar pembelajaran, motivasi, dan instruksi afeksi berpengaruh terhadap semua siswa (termasuk suku, ras, jender, kemampuan fisik, agama, dan status sosial), siswa memiliki perbedaan kemampuan dan preferensi dalam model dan strategi pembelajaran. Perbedaan-perbedaan ini merupakan pengaruh dari lingkungan ( apa yang dipelajari dan dikomunikasikan dalam budaya dan kelompok sosial yang berbeda) dan keturunan (apa yang muncul sebagai fungsi genetis).

Prinsip 12: Filter kognitif. Keyakinan personal, pemikiran, dan pemahaman berasal dari pembelajaran dan interpretasi sebelumnya, hal ini dapat menjadi dasar individual dalam pembentukan reaiitas dan interpretasi pengalaman hidup.

D. Pengertian Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa (Learner Centered)

Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran (pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktek pengaiaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar. Fokus ganda ini selanjutnya memberikan informasi dan dorongan pengambilan keputusan pendidikan. Perspektif yang berpusat pada siswa ini merupakan suatu refleksi dari duabelas (12) prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa dalam program, praktek, kebijakan, dan orang-orang yang mendukung pembelajaran untuk semua.

Berdasarkan prinsip dasar pembelajaran berpusat pada siswa, maka untuk memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan orientasi antara pembelajaran berpusat pada siswa dan pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa, diciptakan dua profil yang berlawanan, yaitu (a). Profil guru dengan asumsi berpusat pada siswa, dan (b) Profil guru dengan asumsi tidak berpusat pada siswa.

a. Profil guru dengan asumsi berpusat pada siswa:

Semua siswa memiliki potensi untuk belajar. Dalam rangka untuk memaksimalkan pembelajaran, kita perlu membantu para siswa merasa nyaman mendiskusikan perasaan dan keyakinan mereka. Memperhatikan kebutuhan sosial, emosional, dan fisik para siswa merupakan hal yang sangat penting harus dimunculkan dalam pembelajaran. Membantu para siswa memahami bagaimana keyakinan mereka terhadap diri mereka sendiri mempengaruhi pembelajaran, hal ini sama pentingnya dengan membantu mereka dalam ketrampilan akademisnya. Para siswa memiliki kemampuan alamiah untuk memperoleh pembelajaran sendiri.

Ketika para guru merasa rileks dan nyaman dengan diri mereka sendiri, mereka memiliki akses untuk mencapai kebijaksanaan alamiah untuk mengatasi berbagai kesulitas di dalam kelas. Kemauan untuk berhubungan dengan masing-masing siswa merupakan suatu keunikan individual yang dapat memfasilitasi pembelajaran . Guru perlu mendukung para siswa untuk memperoleh minatnya masing-masing di sekolah dan mengkaitkan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata mereka. Menerima siswa dimanapun berada akan membuat mereka lebih siap belajar. Guru memiliki keyakinan bahwa mereka mampu membuat suatu perbedaan dengan semua siswa. Melihat sesuatu dari sudut pandang siswa merupakan suatu kunci bagi kebaikan kinerja mereka di sekolah. Guru meyakini bahwa mendengarkan siswa merupakan salah satu cara menolong mereka menyelesaikan persolan mereka sendiri.

b. Profii guru dengan asumsi tidak berpusat pada siswa:

Guru berkeyakinan jika para siswa tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik, mereka (para siswa) harus kembali ke dasar dan lebih banyak mengembangkan hafalan dan ketrampilan. Pekerjaan utama guru adalah membantu siswa memenuhi standart kurikulum. Membiarkan mereka berjalan sendiri merupakan satu hal yang tidak mungkin, karena kebanyakan siswa tidak dapat dipercaya untuk belajar apa yang seharusnya mereka ketahui.Jika guru tidak memberikan arah bagi siswa, maka siswa tidak akan mendapat sesuatu jawaban yang benar. Mengetahui bahan pelajaran dari guru merupakan kontribusi yang sangat penting, guru dapat membuat siswa belajar. Guru yang baik selalu mengetahui lebih banyak daripada siswanya. Banyak alasan yang kompleks mengapa para siswa berperilaku tidak tepat. Selain itu, guru tidak dapat mempengaruhi sesuatu yang terjadi di luar sekolah. Jika guru memberikan kontrol yang ketat pada para siswa, maka para siswa itu akan memperoleii banyak keuntungan dari guru. Agar supaya siswa mengnargai guru sebagai pengajar, maka sangat perlu mempertahankan peran guru sebagai figur yang otoriter.. Satu hal lag! yang paling penting, guru dapat mengajar para siswa bila mereka mengikuti aturan main dan mengerjakan seperti apa yang diharapkan di dalam kelas. Kemampuan bawaan itu sangat pasti dan beberapa siswa tidak dapat belajar sebaik siswa yang lainnya. Beberapa siswa hanya tidak ingin belajar. Guru seharusnya tidak banyak berharap dengan siswa yang secara terus menerus menimbulkan masalah di kelas. Gurulah yang paling tahu apa yang dibutuhkan oleh para siswa dan apa yang paling penting untuk para siswa. Para siswa seharusnya menggunakan kata-kata yang diajarkan oleh guru, hal itu akan menjadi relevan dengan kebutuhan dalam kehidupan siswa.

Kebanyakan guru tidak menujukkan karakteristik yang ekstrim pada satu profil, tetapi mereka memiliki atribut pada kedua profil tersebut. Jadi, atribut tersebut bersifat kontinum. Guru yang cenderung menunjukkan profil berpusat pada siswa umumnya mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan lebih baik dengan para siswa.Guru-guru ini cenderung tnementingkan apa yang ingin dipelsjari o!eh para siswa, termasuk dalam menentukan tujuan pembelajaran, dan mendorong siswa untuk belajar mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam pembelajaran mereka, kadang secara individual dan kadang-kadang dalam kerjasama kelompok. Guru-guru ini lebih mampu menggambarkan bakat, kapasitas, dan kekuatan unik masing-masing siswa yang membawa dorongan untuk pencapaian pembelajaran. Guru yang berpusat pada siswa juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan tidak hanya intelektual siswa tetapi juga perkembangan sosial dan emosional dalam diri para siswa.

E. Karakteristik Guru pembelajaran Berpusat Pada Siswa

Guru-guru yang cenderung menggunakan pembelajaran berpusat pada siswa memiliki karakteritik umum yang menjadikan mereka menjadi guru-guru yang efektif. Secara umum, karakteristik guru-guru yang menggunakan pembelajaran berpusat pada siswa adalah:

a. Mengakui dan menghargai keunikan masing-masing siswa dengan cara mengakomodasi pemikiran siswa, gaya belajarnya, tingkat perkembangannya, kemampuan, bakat, persepsi diri, serta kebutuhan akademis dan non akademis siswa.

b. Memahami bahwa pembelajaran adalah suatu proses konstruktivis, oleh karena itu harus diyakinkan bahwa siswa diminta untuk mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna bagi diri mereka. Selain itu juga mencoba mengembangkan pengalaman belajar dimana siswa dapat secara aktif menciptakan dan membangun pengetahuannya sendiri serta mengkaitkan apa yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh.

c. Menciptakan iklim pembelajaran yang positif dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk berbicara dengannya secara personal, memahami siswa dengan sebaik-baiknya, menciptakan lingkungan yang nyaman dan menstimulasi bagi siswa, memberikan dukungan pada siswa,mengakui dan menghargai siswa.

d. Memulai pembelajaran dengan asumsi dasar bahwa semua siswa dengan kondisinya masing-masing bersedia untuk belajar dan ingin melakukan dengan sebaik-baiknya, serta memiliki minat intrinsik untuk memperkaya kehidupannya.

Guru-guru yang menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Suasana kelas yang hangat, mendukung. Dalam suasana ini, guru mengijinkan siswa untuk mengenalnya dan selanjutnya akan menyukainya. Kalau guru disukai oleh siswa, maka siswa akan bersedia bekerja keras untuk orang yang disukainya.

b. Para siswa diminta untuk hanya mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat. Guru harus menjelaskan manfaat apa yang akan diperoleh siswa jika mereka mengerjakan apa yang diminta oleh guru. Informasi ini akan menjadi berguna jika secara langsung dikaitkan dengan ketrampilan hidup yang diperlukan siswa, sehingga siswa terdorong untuk melakukannya dan guru meyakini bahwa hal itu sungguh bermanfaat atau diperlukan oleh siswa ketika mereka nanti menjadi mahasiswa.

c. Para siswa selalu diminta untuk mengerjakan yang terbaik yang mereka dapat lakukan. Kondisi kualitas pekerjaan termasuk didalamnya adalah pengetahuan siswa tentang gurunya dan apa yang diharapkannya serta keyakinannya bahwa guru memberikan kepedulian untuk membantunya, keyakinan bahwa tugas yang diberikan guru itu selalu bermanfaat, keinginan yang kuat untuk berusaha dengan sekuatnya untuk mengerjakan tugasnya sebaik-baiknya, dan mengetahui bagaimana pekerjaannya itu akan dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya.

d. Para siswa diminta untuk mengevaluasi pekerjaannya. Evaluasi diri diperlukan untuk menilai kualitas pekerjaan yang telah dilakukan oleh para siswa, semua siswa harus mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan dievaluasi, berdasarkan hasil eveluasi itulah siswa tahu bagaimana kualitas pekerjaannya dapat ditingkatkan serta dapat mengulangi prosesnya sampai kualitas terbaik dapat dicapai.

e. Kualitas pekerjaan yang baik selalu menimbulkan perasaan senang. Para siswa merasa senang ketika mereka menghasilkan pekerjaan yang berkualitas baik, dan demikian pula dengan orangtuanya serta gurunya. Perasaan senang ini juga merupakan insentif untuk meningkatkan kualitas.

f. Pekerjaan yang berkualitas tidak pernah destruktif. Pekerjaan yang berkualitas tidak pernah dicapai melalui pekerjaan yang merusak seperti misalnya menggunakan Narkoba (meskipun kadang dirasa menimbulkan rasa senang) atau menyakiti orang lain, merusak lingkungan, dsb.

F. Metode-metode Pembelajaran Berpusat pada Siswa

Banyak metode pembelajaran yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Pada kesempatan ini akan diuraikan empat (4) macam metode SCL (Student Centered Learning), yaitu:

ü Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)

ü Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaboratif)

ü Competitive Learning (Pembelajaran Kompetitif)

ü Case Based Learning (Pembelajaran berdasar Kasus)

a. Pembelajaran Kooperatif

1. Prinsip Pembelajaran Kooperatif:

a) Siswa belajar dari dan dengan teman-temannya

b) Siswa belajar bersama untuk mencapai suatu tujuan belajar tertentu

c) Guru membagi otoritas dengan para siswa

d) Siswa bertanggung jawab terhadap hasil pembelajaran yang dicapai

2. Prosedur Pembelajaran:

a) Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari

b) Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5-7 orang

c) Guru membagi sub-sub topik kepada masing-masing kelompok, disertai dengan pertanyaan atau tugas-tugas yang berkaitan dengan masing-masing sub topik.

d) Guru meminta masing-masing kelompok mendiskusikan ,menjawab pertanyaan, atau mengerjakan tugas-tugas pada masing-masing sub topik

e) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi atau pekerjaannya dalam kelompok

f) Guru memfasilitasi pembahasan topik secara menyeluruh dalam kelas.

b. Pembelajaran Kolaboratif

1. Prinsip Pembelajaran Kolaboratif

a) Pembelajaran merupakan proses aktif. Siswa mengasimilasi informasi dan menghubungkannya dengan pengetahuan baru melalui kerangka acuan pengetahuan sebelumnya

b) Pembelajaran memerlukan suatu tantangan yang akan membuka wawasan para siswa untuk secara aktif berinteraksi dengan temannya.

c) Para siswa akan mendapatkan keuntungan lebih jika meraka saling berbagi pandangan yang berbeda dengan temannya.

d) Pembelajaran terjadi dalam lingkungan sosial yang memungkinkan terjadinya komunikasi. Melalui proses saling bertukar komunikasi ini, siswa mencipta kerangka pemikiran dan pemaknaan terhadap ha! yang dipelajari.

e) Dalam situasi pembelajaran kolaboratif, siswa ditantang baik secara sosial dan emosional ketika para siswa harus menghadapi perbedaan perspektif dan memerlukan suatu kemampuan untuk dapat mempertahankan ide-idenya.

f) Melalui pembelajaran kolaboiatif, para siswa belajar mencipta keunikan kerangka konseptual masing-masing. Siswa saling bertukar keyakinan yang berbeda, saling menanyakan kerangka acuan masing-masing, dan secara aktif terlibat dalam proses membentuk pengetahuan.

2. Prosedur Pembelajaran Kolaboratif

a) Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari

b) Guru membagi kelas menjad: keiompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang

c) Guru membagikan lembar kasus yang terkait dengan topik yang dipelajari

d) Guru meminta masing-masing siswa membaca kasus yang telah dibagikan dan mengerjakan tugas yang terkait dengan persepsi dan solusi terhadap kasus

e) Guru meminta para siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dalam kelompok kecil masing-masing

f) Guru meminta masing-masing kelompok kecil mendiskusikan kesepakatan kelompok

g) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan meminta kelompok lain untuk membenkan tanggapannya.

c. Pembelajaran Kompetitif

1. Prinsip Pembelajaran Kompetftif

a) Memfasilitasi siswa saling berkompetisi dengan temannya untuk mencapai hasil terbaik ,

b) Kompetisi dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.

c) Kompetisi individual berarti siswa berkompetisi dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan pencapaian prestasi sebelumnya. Kompetisi kelompok dilakukan dengan membangun kerjasama kelompok untuk dapat mencapai prestasi tertinggi.

2. Prosedur Pembelajaran Kompetitif

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, satu kelompok terdiri dari 5-7 orang

c) Guru menjelaskan prosedur tugas yang akan dikompetisikan dan standard penilaainya.

d) Guru memfasilitasi kelompok untuk dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

e) Masing-masing kelompok menunjukkan kinerjanya

f) Guru memberikan penilaain terhadap kinerja kelompok berdasar standar kinerja yang telah dikemukakan.

d. Pembelajaran Berdasar Kasus

1. Prinsip Pembelajaran Berdasar Kasus

a) Memfasilitasi siswa menguasai konsep dan menerapkan konsep dalam praktek nyata.

b) Memfasilitasi siswa menganalisis kasus tidak hanya berdasarkan 'common sense', tetapi dapat menggunakan bekal pra'knowledge dan materi yang dipelajari

c) Memfasilitasi siswa umtuk berkomunikasi dan beragumentasi terhadap analisis suatu kasus

2. Prosedur Pembelajaran Berdasar Kasus

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang akan digunakan

b) Guru meminta siswa mempelajari konsep dasar yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Siswa diminta membaca buku teks yang membahsa materi tersebut.

c) Guru membagikan lembar kasus yang telah dipersiapkan. Kasus yang disajikan harus relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

d) Guru membagikan lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa berkaitan dengan pembahasan kasus tersebut. Pertanyaan harus disusun sedemikian sehingga dapat menjadi panduan bagi siswa untuk dapat menganalisis kasus berdasarkan konsep dasar yang telah dipelajari.

e) Guru meminta masing-masing siswa mempresentasikan hasil analisis kasusnya. Siswa dan guru dapat memberikan tanggapan terhadap presentasinya.

f) Kompetisi individual berarti siswa berkompetisi dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan pencapaian prestasi sebelumnya. Kompetisi kelompok dilakukan dengan membangun kerjasama kelompok untuk dapat mencapai prestasi tertinggi.

2. Prosedur Pembelajaran Kompetitif

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, satu kelompok terdiri dar 5-7 orang

c) Guru menjelaskan prosedur tugas yang akan dikompetisikan dan standar penilainnya.

d) Guru memfasilitasi kelompok untuk dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

e) Masing-masing kelompok menunjukkan kinerjanya

f) Guru memberikan penilaian terhadap kinerja kelompok berdasar standar kinerja yang telah dikemukakan.

d. Pembelajaran Berdasar Kasus

1. Prinsip Pembelajaran Berdasar Kasus

a) Memfasilitasi siswa menguasai konsep dan menerapkan konsep dalam praktik nyata.

b) Memfasilitasi siswa menganalisis kasus tidak hanya berdasarkan 'common sense’ tetapi dapat menggunakan bekal praknowledge dan materi yang dipelajari

c) Memfasilitasi siswa umtuk berkomunikasi dan beragumentasi terhadap suatu kasus

2. Prosedur Pembelajaran Berdasar Kasus

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang akan digunakan

b) Guru meminta siswa mempelajari konsep dasar yang berkaitan dengan pembelajaran. Siswa diminta membaca buku teks yang membahas materi

c) Guru membagikan lembar kasus yang telah dipersiapkan. Kasus yang harus relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

d) Guru membagikan lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan pembahasan kasus tersebut. Pertanyaan harus disusun sehingga dapat menjadi panduan bagi siswa untuk dapat menganalisis berdasarkan konsep dasar yang telah dipelajari.

e) Guru meminta masing-masing siswa mempresentasikan hasil analisis. Siswa dan guru dapat memberikan tanggapan terhadap presentasi.